Kamis, 11 November 2010

Gunung Merapi

Masih gemuruh

Image
Foto: ant-ip
MAGELANG -
Intensitas semburan awan panas  atau wedhus gembel puncak Gunung Merapi, masih membahayakan keselamatan warga. Keluarnya awan panas warna hitam pekat disertai suara gemuruh terus terdengar dari jarak sekitar 15 km, hujan abu mengarah di sektor barat daya wilayah Kabupaten Magelang, dengan tinggi 800 meter dari puncak Gunung Merapi. ”Hujan abu disertai pasir, masih dirasakan warga di Kecamatan Muntilan. Hasil pemantauan instrumental dan visual, Jumat pagi  tadi (12/11) mulai  pukul 00.00-06.00 menunjukkan aktivitas Gunung Merapi masih tinggi,” kata pengamat Gunung Merapi di Pos Pengamatan Ketep di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Ismail, Jumat (12/11) pagi tadi.
Menurut Ismail, luncuran awan panas teramati dengan jarak luncur 3 km ke Kali Gendol pada pukul 05.20, dengan kolom asap berwarna putih kecoklatan bertekanan kuat setinggi 1.500 meter. Bahkan hujan abu disertai pasir, masih terus mengguyur ke arah barat, yakni Kabupaten Magelang, meliputi Kecamatan Dukun, Srumbung dan Muntilan.
Secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat Laut meliputi, Kali Woro, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu.
Sedangkan lahar di Kali Boyong, telah terendapkan di Dusun Kardangan Desa Purwobinangun, Kabupaten, Sleman berjarak 16 km dari puncak Gunung Merapi. Lahar di Kali Kuning telah mengisi penuh jembatan Sidorejo, Dusun Sidorejo, Desa Hargobinangun yang berjarak 9,5 km dari puncak Gunung Merapi, bahkan di alur Kali Gendol, lahar telah mengisi penuh dam di Dusun Morangan Desa Sindumartani yang berjarak 16,5 km dari puncak Gunung Merapi.
Iklim ekstrem
Sementara itu, Indonesia harus siap-siap menghadapi dampak letusan gunung Merapi yang lebih luas. Abu Merapi dikhawatirkan para ahli akan menyebabkan iklim jadi ekstrem. Wakil Ketua Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim sekaligus Dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr Armi Susandi menjelaskan pascaletusan Merapi, iklim ekstrem akan terjadi.
Dalam jangka waktu satu hingga tiga tahun ke depan, temperatur udara akan meningkat dan meneruskan kenaikan temperatur global. ”Nantinya temperatur seolah-olah menu-run, padahal sesudahnya temperatur akan melejit," ujar Armi, Jumat (12/11).
Armi memperingatkan agar penduduk mewaspadai kenaikan temperatur tiba-tiba ini. Karena hal itu bisa menyebabkan kebakaran hutan. Potensi terjadinya kebakaran hutan ini akan semakin besar jika letusan terjadi setelah musim hujan. "Namun, jika letusan terjadi pada musim hujan, penduduk perlu mewaspadai adanya hujan asam. Hujan asam dapat merusak bangunan penduduk, katanya.
Belum berakhir
Kendati intensitas letusan Merapi semakin menurun, namun proses erupsi hingga Jumat (12/11) pagi tadi, belum bisa dinyatakan berakhir. "Masih tercatat tandatanda kegempaan yang mengindikasikan masih adanya akitivitas magma di dalam perut gunung," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono.
Karena itu, hingga pagi tadi pihak vulkanologi belum menurunkan status "awas" Merapi dan masih tetap mempertahankan zona aman di luar radius 20 kilometer dari puncak. "Kita ikuti saja kemauan Merapi. Kalau dia ngajak turun, ya kita turunkan," ujar Surono.
Awan panas memang hanya tercatat meluncur satu kali. Begitu pula pada sehari sebelumnya, Kamis (11/11). Sedangkan pada Rabu (10/11) pun hanya tercatat dua kali. "Semakin menurun frekuensinya, namun jarak luncurnya bisa jadi akan semakin jauh karena mulai dari puncak hingga lereng, terutama arah selatan-tenggara ke kali Gendol dan Woro, sudah tidak ada penghalang lagi.
Ibaratnya sudah terbentuk jalan tol bagi luncuran awanpanas karena dua sungai itu saat ini sudah penuh dengan material vulkanik terutama akibat erupsi besar 5 November lalu," kata Surono. Belum berakhirnya erupsi, meski diharapkan saat ini memasuki tahap akhir, ditunjukkan dengan masih beruntunnya tanpa jeda gempa tremor damn gempa guguran yang masih tercatat 17 kali selama dua belas jam terakhir.
Sementara itu, Kepulangan para pengungsi yang berada di Kabupaten Boyolali, ternyata berdampak pada mulai berdenyutnya kegiatan pasar di Cepogo. Bahkan tidak hanya itu saja, para penambang pasir juga mulai terlihat beroperasi di kawasan Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo, Boyolali.
Bahkan, beberapa unit truk sempat terlihat keluar masuk ke areal pertambangan guna mengangkut material pasir. Padahal kegiatan penambangan sempat dilarang terkait aktivitas Gunung Merapi yang hingga sekarang masih menunjukkan erupsinya.
Dari sejumlah sumber yang berhasil dikonfirmasi Wawasan, Jumat pagi tadi menyebutkan, penambangan pasir di Srumbung mulai berdenyut sejak Selasa (9/11) lalu. Areal pertambangan ini mulai beraktivitas kembali. Bahkan puluhan warga setempat yang semula sempat mengungsi, kembali melakukan penambangan pasir secara manual. Ali/TB/Hud-ip

1 komentar:

  1. Best Hotels in New York, NY (December 2021) | Mapyro
    Search by number, starting with 군포 출장안마 the lowest 경상남도 출장마사지 prices, with a 인천광역 출장마사지 relative discount of $75. Compare the 영주 출장샵 best hotels in New York 밀양 출장마사지 City to find a winner.

    BalasHapus